Monday, January 5, 2009

Kemitraan Tebu

SUATU saat nanti, truk-truk dari delapan penjuru angin akan membawa tebu petani peserta kemitraan ke Gunung Madu. Petani enjoy, Gunung Madu untung, perekonomian masyarakat sekitar juga menggeliat. Masyarakat benar-benar merasa ikut memiliki PT Gunung Madu Plantations karena sudah ikut merasakan manisnya gula.

Itulah impian yang sering diucapkan Ir.H. Gunamarwan saat menjabat Ketua Tim Kemitraan Tebu Rakyat PT GMP (yang kini dikelola Koperasi Gunung Madu dan PT Bumi Madu Mandiri).

Meski kini tidak menjabat lagi sebagai ketua tim, tetapi impian itu masih sering dilontarkan Pak Guna. Namanya impian (atau harapan) pasti ideal. Tetapi ini bukanlah sesuatu yang mustahil. Apalagi kalau disertai dengan kerja keras dan niat yang tulus.

Kondisi saat ini pun cukup mendukung, karena adanya program akselerasi produksi tebu untuk mencapai swasembada gula. Untuk mendukung program pemerintah yang sudah menjadi komitmen bersama kalangan pabrik gula di Indonesia (setiap tahun dievaluasi), tak ada pilihan lain bagi Gunung Madu kecuali mengembangkan program kemitraan.

Untuk meningkatkan produksi gula dengan menambah luas areal (ekstensifikasi) di Lampung tentulah bukan hal mudah. Sementara mengandalkan intensifikasi pada lahan yang sudah ada, juga tidak akan menambah produksi secara signifikan. Karena itu, melibatkan masyarakat menjadi petani tebu merupakan pilihan yang tepat.

Bak gayung bersambaut, masyarakat dan pemerintah pun mendukung. Setelah Pemda Lampung Tengah, kini giliran Pemda Tulangbawang yang ”jatuh cinta” dengan kemitraan tebu. Sebagai realisasinya, Pemkab Tulangbawang melalui Bupati Abdurrahman Sarbini menjalin kerjasama kemitraan tebu dengan PT GMP, yang dituangkan dalam sebuah Memorandum of Understanding (MoU).

Penandatanganan MoU oleh Bupati Tulangbawang Abdurrahman Sarbini dan General Manager PT GMP H.M. Jimmy Mahshun disaksikan kurang lebih 800 petani dan para pejabat setempat. Acara ini berlangsung di Gedung Musyawarah Mufakat, 23 Mei lalu.

Penandatanganan MoU tersebut disaksikan pimpinan DPRD, Sekkab Tulangbawang, Kadep SBF PT GMP Ir. H. Gunamarwan. Hadir pula pada acara itu Manager PT Bumi Madu Mandiri Ir.H. Afif Manaf, Waka Satpam Prayitno, dan PR Officer PT GMP Ir. Hapris Jawodo. Kapolres Tulangbawang AKBP Suyono, Komandan Lanud Astra Ksetra Letkol (Pom) Sentot Adhi Kurnianto.

Kerjasama Pemkab Tulangbawang dan PT Gunung Madu Plantations tersebut merupakan langkah maju program kemitraan perusahaan perkebunan tebu dan pabrik gula tertua di Lampung itu. Lahan yang disiapkan Bupati Abdurrahman Sarbini untuk kerjasama kemitraan ini seluas 2.000 hektar

Bupati Abdurrahman Sarbini mengatakan kerja sama ini demi mensejahterakan masyarakat. “Dengan adanya pola kemitraan ini, kita harapkan dapat meningkatkan pendapatan petani di bidang perkebunan,”  katanya.

Kerja sama dengan PT Gunung Madu Pelantations ini, kata Mance – sapaan akrab Pak Bupati – bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sector perkebunan. “Selama ini petani bergantung dari hasil panen ubikayu (singkong). Padahal, harga singkong selalu dikendalikan pengusaha pabrik,” ungkapnya.

Kepala Dinas Perkebunan dan Kehutanan Ir. Husni Thamrin menerangakan, lahan yang digunakan untuk kemitraan tebu ini pada tahap awal seluas dua ribu hektar. Antara lain terdapat di Kecamatan Tulangbawang Tengah dan Tulangbawang Udik.

Pihaknya sangat mendukung program ini. Dengan sistem kemitraan tebu ini penghasilan petani akan bertambah 100 sampai 200 persen. Ia memperkirakan pendapatan yang diperoleh petani bisa mencapai Rp6-7 juta per hektare dalam satu tahun.

Sementara itu, di sela-sela penandatanganan MoU juga digelar penyuluhan massal yang dihadiri sekitar 800-an orang petani. Materi yang disampaikan antara lain program revitalisasi perkebunan dan pola kemitraan. Selanjutnya, pemasaran karet dan mutu bahan olahan karet (bokar) serta pupuk bersubsidi.

Dalam penyuluhan tersebut,  Manager PT Bumi Madu Mandiri Ir.H. Afif Manaf menjelaskan kemitraan yang akan dikembangkan di Tulangbawang adalah sistem kemitraan mandiri, karena arealnya terpisah dengan Gunung Madu (sedangkan yang melekat sistem Kerja Sama Operasional/KSO, yang dikelola oleh Koperasi Gunung Madu).

Dalam kerja sama ini, petani diberi kesempatan untuk mengelola sendiri kebunnya. Tetapi untuk aspek permodalan, bibit, dan saprodi, disediakan oleh Gunung Madu. Syaratnya, jarak areal yang diajukan masyarakat dengan pabrik Gunung Madu tidak lebih dari 50 km dan lahannya cocok untuk ditanami tebu.

Makin Diminati

Kemitraan tebu memang makin diminati. Ini terlihat dari semakin meningkatnya jumlah petani pemilik lahan yang mendaftar ikut kemitraan ke PT Gunung Madu Plantations.

Musim tanam tahun 2005 luas lahan kemitraan yang dikelola PT BMM sekitar 651,11 hektar, sedangkan padamusim tanam 2006 bertambah menjadi 791,08 hektar.

Areal kemitraan tersebut tersebar di Kampung Gunungbatin Udik 144,39 hektar, Menggala (235,01 ha), Gunungbatin Udik areal 54 (30,35 ha), Kampung Karta (58,06 ha), Tanjungratu (43,75 ha), Bandar Putih (57,08 ha), Kota Napal (88,78 ha), dan Kota Negara (133,66 ha).

Petani yang kini menggandrungi tebu selain Pak Raden dari Kampung Karta, Tulangbawang, ada Pak Raden lain yang berasal dari Kampung Gunungbatin Udik, Lampung Tengah. Pak Raden yang satu ini malah sudah lebih dulu ikut kemitraan di PT GMP. Pada musim tebang dan giling tahun 2006 lelaki yang bertubuh kecil ini sudah menikmati hasil panennya.

 “Alhamdulillah, menjelang lebaran tahun lalu, saya mendapat uang Rp2 juta sebagai pembayaran awal hasil panen tebu,” kata Pak Raden dari Gunungbatin Udik.

Ayah dari 17 anak itu mengaku memiliki lahan 2 hektar yang diikutkan program kemitraan pola KSO (kerjasama operasional). “Setelah saya hitung-hitung hasilnya jauh lebih besar disbanding menanam singkong,” ujar lelaki berusia 80 tahun itu.

Pengakuan serupa diungkapkan Tarmizi gelar Pangeran Raja Tinga, warga Dusun Gunugnsari, Kampung Gunungbatin Udik. Ia memiliki lahan seluas 5 hektar bekas kebun singkong, sejak tahun 2005 diikutkan kemitraan pola KSO.

Ia tertarik ikut kemitraan setelah menyaksikan keberhasilan rekan-rekannya yang lebih dulu ikut kemitraan.. Dia melihat sendiri hasilnya yang jauh lebih menguntungkan ketimbang menanam singkong.

 “Saya lihat sendiri teman-teman yang ikut kemitraan tebu di PT GMP bisa mengantongi keuntungan Rp4 juta – Rp5 juta per hektar per tahun. Sedangkan hasil dari singkong paling tinggi Rp3 juta per hektar per tahun,” kata Tarmizi gelar Pangeran Raja Tiga.

Selain Pak Raden dan Tarmizi masih banyak petani pemilik lahan yang kini bersiap-siap ikut kemitraan di PT Gunung Madu Plantations. “Keuntungannya sangat jelas dan hasilnya bersih,” ungkap Tarmizi.(amd)

2 comments:

  1. Saya Nama SUKAMAT BUDI SANTOSO NO HP. 085369424094 saya punya lahan 10 Ha di Kecamatan Bandar Mataram Lokasi di Desa Cabang mau kerja sama kemitraan gimana caranya mohon penjelasannya dan kalau boleh saya minta No HP Bapak atau emailnya

    ReplyDelete
  2. mohon penjelasannnya saya mau kerjasama kemitraan dengan GM Kirim ke budikamat61@gmail.com atau saya minta no HPnya

    ReplyDelete